Sintang. Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah, membuka pelaksanaan Pelatihan Diversifikasi Tenun Ikat di Betang Ensaid Panjang Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai pada Sabtu, (23/01/2021). Saat membuka pelatihan yang diikuti 20 orang pengrajin tenun ikat tersebut, Yosepha Hasnah mendorong agar ibu-ibu pengrajin bisa memanfaatkan teknologi informasi dalam menjual produknya.
Dikatakan Yosepha, di Betang Kobus Center beberapa waktu lalu, ibu-ibu pengrajin tenun ikat juga sudah dilatih untuk promosi dan penjualan tenun ikat secara online dengan memanfaatkan media sosial. “Karena kita sedang dalam keadaan pandemi covid-19, ibu-ibu pengrajin juga dituntut bisa memanfaatkan internet untuk menjual dan mempromosikan produknya. Karena bertemu langsung saat ini masih dibatasi, tetapi jika menggunakan internet, sama sekali tidak ada hambatan untuk bertemu,” paparnya.
“Pelatihan 5 hari ini, ibu-ibu bersama pembimbing dari Lawe Yogyakarta. Jangan malu bertanya ya. Waktu pelatihan online kemarin, saya lihat ibu-ibu tidak malu bertanya. Seusai pelatihan ini, ibu-ibu harus mampu menghasilkan produk turunan dari tenun ikat ini seperti tas, masker dan yang lainnya. Para wisatawan yang datang itu, ada yang mencari kerajinan yang asli tetapi ada juga yang hanya mencari souvenir yang harganya agak rendah. Ini yang harus dimanfaatkan. Jangan kawatir juga soal pemasaran, karena selain sudah belajar pemasaran secara online, ada pimpinan Bea dan Cukai Nanga Badau juga yang siap membantu memfasilitasi pemasaran ke Malaysia,” lanjut Yosepha.
“Kepada narasumber dan pelatih dari Lawe Yogyakarta, dampingi dan membimbing ibu-ibu pengrajin tenun ikat kami yang hasil tenun mereka selalu ada, tidak pernah habis dan tetap produktif. Hanya memang belum ada produk turunan dari tenun ikat ini. Saya berharap pelatihan ini bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan ibu-ibu pengrajin dalam menghasilkan diversifikasi produk tenun ikat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para pengrajin ke depannya,” harap Yosepha.
Pelatihan akan berlangsung selama 5 hari akan dibimbing oleh Tim Lawe Yogyakarta. Sebanyak 20 pengrajin tenun ikat akan dibimbing dan dilatih sampai bisa mengembangkan tenun ikat menjadi produk lain yang memiliki nilai jual tinggi. (Red)
« Prev Post
Next Post »